Wilayah
pedesaan mempunyai peran vital dalam kemajuan pertanian, yaitu menunjang
kebutuhan pangan rakyat. Daerah perkotaan dengan karakteristik demografi
sosialnya tidak dapat menghasilkan kebutuhan pangannya secara mandiri, terlebih
lagi dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Oleh karena itu, pertanian pedesaan
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan negeri ini. Namun nyatanya pertanian pedesaan masih jauh
dari harapan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Ketika permintaan naik, harga kebutuhanpun ikut naik disertai kelangkaan, hal
ini dapat dilihat ketika menjelang Idul Fitri maupun kondisi saat ini. Tindakan yang dilakukan pemerintah yaitu melakukan
impor untuk mengantisipasi kelonjakan harga kebutuhan pokok dan seringkali
menjadi solusi utama dari tahun ke tahun.
Melihat
hal ini tidak terlepas dari permasalahan pertanian di pedesaan itu sendiri, yaitu:
Pertama, pengadaan sarana produksi
pertanian (saprotan) seperti penyediaan bibit unggul, pupuk, teknologi,
pestisida dan lainnya. Petani kita seringkali mengalami gagal panen dikarenakan
bibit yang kurang berkualitas sehingga tanaman mudah mati oleh hama dan
penyakit. Terlebih lagi, harga pupuk yang terbilang tinggi meskipun pemerintah
menyediakan subsidi pupuk kepada petani. Sering kali dalam penyalurannya mengalami
kemacetan, sehingga tidak sampai ke tangan petani. Selain itu, alat-alat
pertanian yang digunakan masih tradisional, menyebabkan efisiensi waktu maupun
cara tanam kurang efektif sehingga hasil yang didapat sering kali tidak
maksimal.
Kedua,
akses penyediaan modal. Masih banyak petani mendapatkan modal berasal dari
rentenir, meskipun kini banyak lembaga perbankan yang menyediakan peminjaman
kepada petani. Hal ini dikarenakan lembaga perbankan masih belum dapat
menyentuh petani secara langsung seperti yang dilakukan rentenir. Biasanya,
rentenir akan datang kepada petani untuk menawarkan peminjaman tanpa melalui
prosedur apapun, uang yang didapatpun lebih cepat dan mudah meskipun bunga yang
harus dibayar tidaklah sedikit.
Ketiga,
menjual dengan dengan sistem ijon atau tengkulak. Harga yang dijual oleh petani
lebih murah dibandingkan harga di pasaran. Tidak adanya batas minimal dan
maksimal harga jual membuat petani sering merugi, sehingga enggan untuk mulai
bertani kembali setelah panen dan memilih alih profesi.
Sebagaimana
permasalahan tersebut, maka perlu adanya lembaga yang berfungsi sebagai
penyedia, pengawasan, pemasaran, dan evaluasi kegiatan pertanian. Milik petani,
oleh petani, yang berpihak terhadap petani.
Koperasi Pertanian
Usaha
pemerintah dalam mewujudkan petani mandiri adalah dengan mencanangkan Badan Usaha
Milik Petani (BUMP) di daerah. BUMP merupakan usaha yang dikembangkan oleh
petani, dimana seluruh kegiatan dan aset usahanya dimiliki petani. Koperasi
petani sebagai BUMP memegang peranan penting dalam kemajuan petani di desa.
Koperasi tani diharapkan menjadi jembatan antara petani dengan lembaga
pemerintah. Pemenuhan kebutuhan usaha bertani dengan program pemerintah,
seperti dalam penyaluran subsidi pupuk, bibit unggul, peminjaman permodalan,
maupun pengelolaan produk hasil pertanian serta pemasaran.
Penyaluran
subsidi atau bantuan pemerintah lewat koperasi tidak hanya memudahkan petani
dalam mendapatkan bantuan tetapi juga memudahkan pemerintah agar bantuan itu
tepat sasaran kepada petani, sehingga tidak jatuh kepihak tertentu yang ingin
mendapat keuntungan. Baik itu penyaluran pupuk, bibit, maupun alat-alat
pertanian. Sehingga segala kebutuahan on
farm petani akan tersalurkan dengan baik.
Peminjaman
permodalanpun akan mudah dan minim resiko jika lewat koperasi, dengan
tatakelola manajemen yang baik oleh koperasi. Bunga yang diberikanpun akan
disesuaikan dengan kesepakatan koperasi dibanding dengan meminjam kepada rentenir
yang bunganya berlipat. Jika terjadi gagalan panen maka kerugian akan
ditanggung bersama.
Begitupun
dengan produksi. Petani yang tergabung dalam koperasi, jumlah produksi hasil
pertanian akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga produksi tidak berlebih
atau kekurangan. Dengan begitu, pemasaran hasil produksi pertanian lebih efektif
bagi petani, pemasaran yang efektif sekaligus dapat membatasi kegiatan para
mafia pangan yang ingin mengendalikan harga pasar nasional.
Dengan
koperasi, tidak hanya produksi yang meningkat tetapi juga kualitas sumber daya
manusia petani kita dapat meningkat. Koperasi tidak hanya memberikan akses
kemudahan dalam produksi dan pemasaran kepada petani, tetapi juga memberikan
pembelajaran kepada petani. Didalam kegiatan koperasi terdapat trasnfer knowlege antara petani dengan
koperasi baik itu kegiatan produksi dan lain sebagainya, sehingga petani dapat
bersaing baik secara domestik maupun mancanegara. Hal ini tentu dapat
dikembangkan oleh koperasi yang berbentuk single
comuditie dalam sektor agribisnis, seperti:
koperasi peternakan sapi, koperasi domba, koperasi belimbing, koperasi
sayur, dan lain sebagainya
Dukungan Pemerintah
Namun,
perlu diingat koperasi tani tidak dapat terbentuk dan langsung berkembang. Dalam
proses perkembangannya perhatian dan dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan,
baik berupa pendampingan maupun berupa bantuan kebutuhan operasional koperasi.
Pendampingan
dilakukan dengan mengirim tenaga penyuluh, sebagaimana koperasi ideal
berproses. Dimulai pembentukan struktur keanggotaan hingga manajerial terhadap
petani dalam menghasilkan produk pertanian. Dimana koperasi tidak hanya
dijadikan suatu usaha dalam menghasilkan produk pertanian, tetapi juga menjadi
lembaga yang benar-benar mendukung para anggotanya untuk berkembang tanpa membuang
nilai koperasi itu sendiri. Dari anggota oleh anggota dan untuk anggota. Sehingga
koperasi dapat tumbuh dan mendukung para petani.
Kita
sadar pertanian Indonesia dengan segala promblematikanya, dimulai dari akar
hingga ujung sangatlah panjang permasalahannya jika ditelaah lebih jauh.
Indonesia merupakan negara agraris. Tetapi kenapa masih sering kali kekurangan
pangan?, dan impor selalu menjadi solusi yang tidak terbatahkan.
Dengan
mendukung koperasi petani di pedesaan berarti mendukung petani untuk memenuhi
kebutuhan pangan nasional. Bukan tidak mungkin jika petani pedesaan akan
berjaya. Segala kebutuhan pangan masyarakat akan terpenuhi, sehingga tidak
perlu adanya impor dalam memecahkan kelonjakan harga maupun kelangkaan. Bahkan,
jika didukung dengan sangat baik petani kita dapat mengekspor hasil
pertaniannya dan bersaing dengan petani luar lainnya di negara ASEAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar